Produktivitas kota berkaitan dengan keandalan fasilitas kesehatannya. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, fasilitas kesehatan yang bisa diandalkan ikut menentukan cepat atau lambatnya pemulihan kegiatan perekonomian. Sebab, kota yang tangguh berarti siap menghadapi beragam tantangan termasuk wabah penyakit.
Jakarta Property Institute membandingkan tiga kota besar dengan jumlah penduduk lebih dari 5 juta orang yaitu Jakarta, Singapura dan Hong Kong. Bagaimana kondisi Jakarta dibandingkan dengan kota maju seperti kedua kota tersebut? Cukup andalkah fasilitas kesehatan di Jakarta?
Mari kita cek bersama-sama!
Sumber: Buku Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2018; Year Book of Statistics Singapore 2019;
Health Facts of Hong Kong 2019 Edition
1. Jakarta sudah memenuhi standar WHO namun Singapura dan Hong Kong masih lebih baik daripada Jakarta.
Ratio perawat vs penduduk (2018)
*Standar internasional WHO menunjukan 1 tempat tidur rawat inap melayani 1.000 pasien.
2. Singapura menyediakan tempat tidur di rumah sakit bersalin lebih baik daripada Jakarta dan Hong Kong. 1 tempat tidur untuk 30 perempuan.
Ratio tempat tidur rumah bersalin vs penduduk wanita berusia 25-39 tahun (2018)
*Standar internasional WHO menunjukan tempat tidur rumah bersalin melayani 100 pasien.
3. Dokter di Jakarta lebih sedikit daripada Singapura dan Hong Kong. Lebih dari 500 orang yang harus dilayani oleh satu dokter di Jakarta.
Ratio dokter vs penduduk (2018)
*Standar internasional WHO menunjukan tempat tidur rumah bersalin melayani 100 pasien.
4. Hong Kong menjadi negara terbaik dalam penyediaan fasilitas tempat tidur rawat inap dibandingkan dengan Singapura dan Jakarta.
Ratio tempat tidur rawat inap vs penduduk (2018)
*Standar internasional WHO menunjukan 1 tempat tidur rawat inap melayani 1.000 pasien.
5. Jakarta, Singapura dan Hong Kong tidak memenuhi standar WHO untuk kapasitas tempat tidur ICU.
Ratio tempat tidur ICU vs penduduk (2018)
*Standar internasional WHO menunjukan 1 tempat tidur ICU melayani 1.000 pasien.
6. Penduduk di Hong Kong memiliki angka harapan hidup 84 tahun, lebih baik daripada Singapura dan Jakarta.
Angka harapan hidup (2018)
7. Setiap 1.000 kelahiran bayi, Jakarta memiliki 3 kasus kematian bayi.
Angka kematian bayi/1.000 kelahiran hidup (2018)