Loading...

0 %

Di dalam tulisan ini, Jakarta Property Institute (JPI) akan membahas hasil survei keinginan milenial tinggal di hunian vertikal di Jakarta. Mari mengupas pandangan generasi milenial ibu kota terhadap apartemen sebagai pilihan ideal perumahan milenial.

Berdasarkan survei Jakarta Property Institute (JPI), milenial dengan rentang usia 19-39 tahun sudah terpikirkan bahkan mempunyai keinginan untuk membeli hunian di perumahan milenial yang berlokasi di pusat kota Jakarta, karena kegiatan mereka sehari-hari terpusat di Jakarta. Namun faktanya, yang sejauh ini menjadi pilihan perumahan milenial merupakan hunian di pinggiran kota karena harganya yang lebih terjangkau. Belum terpikirkan oleh milenial bahwa hunian vertikal di pusat kota juga bisa menjadi pilihan perumahan milenial, karena tidak populernya hunian vertikal di Jakarta.

Metode survei untuk mengetahui pandangan responden terhadap hunian vertikal sebagai perumahan milenial menggunakan kuesioner dengan 18 pertanyaan yang ditanyakan kepada total 300 responden yang tersebar di Jakarta dan luar Jakarta (Bodetabek).

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab:

  1. Apakah milenial memiliki keinginan untuk tinggal di apartemen di Jakarta?
  2. Jika iya, apa yang mendorong keinginan tersebut?
  3. Jika tidak, apa yang melatarbelakanginya?

Metodologi Survei

300responden survei (kuantitatif) dan

50informan wawancara (kualitatif)

Waktu penelitian

Oktober 2019 - November 2019

Lokasi penelitian

Jakarta Utara (Pademangan, Sunter, Kelapa Gading, Pantai Indak Kapuk. Penjaringan),

Jakarta Barat (Mangga Besar, Jakarta Kota, Gajah Mada, Hayam Wuruk)

Jakarta Selatan (Sudirman, Blok M, Lebak Bulus, Fatmawati, Gatot Subroto, Rasuna Said)

Jakarta Timur (Buaran, Pondok Kopi, Klender, Jatinegara, Cakung)

Seperti apa profil milenial yang menjadi responden?

  • 20-25 tahun

  • Belum/tidak menikah

  • Perempuan

  • Lulusan Sarjana

Finansial

84%bekerja sebagai karyawan swasta

43%memiliki pendapatan Rp5jt-10jt

Seperti apa rumah milenial di Jakarta sekarang?

Bagaimana pilihan transportasi milenial?

dari tempat tinggal ke tempat kerja

44% bekerja di Jaksel

khususnya di daerah perkantoran Sudirman,

Gatot Subroto, Rasuna Said dan Lebak Bulus

37% menghabiskan 31-60 menit dari rumah ke kantor

waktu tempuh di atas 60 menit dialami oleh milenial yang tempat tinggalnya jauh dari tempat bekerja

45% menggunakan kombinasi transportasi online dan KRL/MRT

31% menggunakan kombinasi transportasi online dan TJ/bus umum/angkutan kota

24% lainnya menggunakan kombinasi KRL/MRT dan TJ/bus umum/angkutan kota

hampir

50% menghabiskan 10-25 ribu untuk transportasi


Keinginan/ketidakinginan tinggal di apartemen di Jakarta

Kerelaan mencicil

54%

ingin tinggal di apartemen

46%

tidak ingin tinggal di apartemen

82%

rela mengeluarkan

maksimal

3 juta/bulan

untuk mencicil apartemen

Empat korelasi yang

menjadikan apartemen di Jakarta pilihan perumahan milenial yang diminati

Korelasi 1:

Milenial yang tinggal di luar Jakarta cenderung memandang apartemen di Jakarta sebagai rumah milenial yang ideal

56%

responden yang tinggal di luar Jakarta memiliki keinginan lebih besar tinggal di apartemen di Jakarta

dibandingkan

52%

responden yang tinggal di Jakarta

Korelasi 2:

Milenial memandang apartemen sebagai rumah milenial yang ingin mereka huni di masa mendatang

55.5%

responden yang tinggal di luar Jakarta memiliki keinginan lebih besar untuk tinggal di apartemen di Jakarta

51.5%

responden yang kos/sewa juga mempunyai keinginan lebih kuat untuk tinggal di apartemen di Jakarta

Korelasi 3:

Waktu tempuh>1 jam: milenial memandang apartemen sebagai rumah milenial yang ideal

63%

responden dengan waktu tempuh ke tempat kerja>60 menit mempunyai keinginan yang lebih besar untuk tinggal di apartemen di Jakarta

49%

dibandingkan responden dengan waktu tempuh 0-60 menit memiliki keinginan tinggal di apartemen

Korelasi 4:

Semakin lama waktu tempuh, semakin besar biaya transportasi

54%

ingin memilih apartemen sebagai rumah milenial

46%

tidak memilih apartemen sebagai rumah milenial

Fasilitas terpenting yang dijadikan faktor pertimbangkan dalam memilih perumahan milenial adalah:

  1. Transportasi publik
  2. Tempat kerja
  3. Sarana kesehatan

Yang ingin tinggal di apartemen...

Memandang apartemen sebagai perumahan milenial yang praktis

“Lebih ingin tinggal di apartemen sih. Kalo rumah tapak di waktu tertentu harus betulin ini itu kayak genteng bocor, dinding retak, pompa rusak, macam-macam deh. Kalo di apartemen kan tinggal minta tolong sama pengelola dicariin tukang servis, jadinya lebih simpel.”

Memilih lokasi perumahan milenial yang dekat dengan pusat kota

“Udah ngerasain tinggal di apartemen simpel, deket tempat kerja dan gak repot. Kalau sudah tinggal di apartemen ya inginnya di tengah kota karena aneh juga ya kalau beli apartemen tapi di pinggir kota.”

54%

ingin memilih apartemen sebagai rumah milenial

46%

tidak ingin memilih apartemen sebagai rumah milenial

Alasan terkuat tidak ingin tinggal di apartemen:

  1. Memandang rumah tapak, seperti halnya tersedia di clustermurah di Jakarta, sebagai rumah milenial yang lebih ideal
  2. Harga sewa/cicilan apartemen yang mahal menjadikannya pilihan yang kurang ideal sebagai rumah milenial

Yang tidak ingin tinggal di apartemen...

Status kepemilikan

“Kalau status rumah tapak tuh SHM, mau kita apain juga bebas dengan jangka waktu tak terbatas. Dan saya paham kalau apartemen harus perpanjang sertifikatnya.”

Faktor ukuran ruang

“Lebih ingin di rumah karena kalau harga apartemen sudah tinggi di tengah kota, sedangkan kalau rumah yang ga di pusat-pusat banget bisa dapet yang lebih besar.”


Kesimpulan

Yang ingin tinggal di apartemen
  • Apartemen dianggap rumah milenial yang ideal jika cicilan maksimal unit sebesar 3juta/bulan
  • Lokasi tempat kerja, biaya transportasi dan waktu tempuh berhubungan dengan keinginan memilih apartemen sebagai perumahan milenial di Jakarta
  • Terbukti dengan fasilitas yang penting bagi milenial: transportasi publik, tempat bekerja dan sarana kesehatan
  • Dari pengalaman pribadi: praktis dan dekat dengan pusat kota menjadi alasan menariknya apartemen sebagai perumahan milenial
Yang tidak ingin tinggal di apartemen
  • Alasan terkuat yaitu:
    1. Memandang rumah tapak sebagai rumah milenial yang lebih ideal
    2. Harga sewa/cicilan untuk membeli apartemen mahal dibandingkan dengan rumah tapak seperti tersedia di clustermurah di Jakarta
  • Dari pengalaman pribadi: status kepemilikan dan ukuran ruang tinggal menjadi alasan tidak ingin tinggal di apartemen

Rekomendasi untuk Pemerintah

Perpanjang Hak Guna Bangunan

30 tahun 99 tahun

Hak Guna Bangunan (HGB) di Indonesia saat ini adalah 30 tahun. Kemudian warga bisa mengajukan perpanjangan 20 tahun ke Badan Pertanahan Negara. Hal ini membuat warga merasa tidak mempunyai kepastian kepemilikan tempat tinggal, atau sama saja dengan menyewa. Faktor ini tentunya juga mempengaruhi pandangan milenial terhadap hunian vertikal sebagai pilihan ideal perumahan milenial.

Sedangkan di negara lain, seperti Singapura, HGB bisa sampai 99 tahun, sehingga pemilik apartemen memiliki rasa aman saat membeli apartemen karena masa guna yang lama. Ini akan semakin menarik minat warga untuk tinggal di hunian vertikal karena status kepemilikannya tidak jauh berbeda dengan rumah tapak. Masa guna yang lama juga membuat apartemen menjadi asset yang menarik untuk investasi, layaknya ketika membeli hunian berupa rumah tapak di clustermurah di Jakarta.

Sediakan apartemen murah di pusat Jakarta

karena sebagian besar milenial hanya mampu menyicil maksimal Rp. 3 juta per bulan.

Bagaimana cara mewujudkan hunian vertikal murah? Pemerintah bisa membangun dengan biaya konstruksi dari kewajiban developerdi atas lahan publik yang penggunaannya kurang optimal dan bahkan terkadang terbengkalai, seperti banyak lahan milik BUMD (pasar, kantor dan bangunan lain) dan BUMN.

Pasar Kebon Melati

Pasar Mampang

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
View More

News releases

Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Punya ide untuk membangun Jakarta yang lebih layak huni?
CONTACT US