Jakarta merupakan salah satu kota termacet di Indonesia. Bahkan menurut data TomTom Traffic Index Ranking 2022, tingkat kemacetan Jakarta berada pada urutan ke-29 dari 389 kota di 56 negara di dunia.
Masalah kemacetan ini tentu tidak dapat dipisahkan dari persoalan integrasi transportasi Jakarta. Sebab itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah bekerja keras untuk mengalihkan Jakarta yang berorientasi kendaraan pribadi menjadi kota berorientasi transit.
Melalui integrasi moda transportasi Jakarta, warga Jakarta diharapkan beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan publik massal. Tak hanya mengatasi kemacetan, integrasi transportasi Jakarta dapat menjadikan Jakarta kota yang berkelanjutan dan sehat bagi warganya.
Apa itu integrasi transportasi?
Menurut The European Local Transport Information Service (ELTIS), integrasi transportasi bisa didefinisikan sebagai proses yang bertujuan menjadikan perjalanan menggunakan berbagai moda transportasi menjadi lebih nyaman dan efisien.
Diterapkannya integrasi moda transportasi dapat memfasilitasi kemudahan dan kenyamanan perjalanan menggunakan dua atau lebih moda transportasi yang berbeda. Integrasi transportasi juga memudahkan penggunaan moda transportasi yang berbeda untuk perjalanan yang berbeda. Integrasi transportasi merupakan salah satu indikator peningkatan kualitas sarana transportasi massal suatu kota.
Apa wujud integrasi transportasi Jakarta?
Integrasi transportasi Jakarta, atau integrasi antar moda transportasi di Jakarta, ditandai oleh integrasi TransJakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan KRL Commuterline. Integrasi transportasi Jakarta meliputi integrasi jalur, halte dan stasiun, metode pembayaran, serta tarif integrasi. Hanya saja, tarif KRL belum terintegrasi dengan moda transportasi lain di atas.
Salah satu contoh bentuk integrasi transportasi di Jakarta adalah adanya bus TransJakarta dari berbagai koridor yang telah melintas Stasiun MRT Jakarta, baik jalur layang maupun bawah tanah. Hal ini menentukan kemudahan dan kenyamanan penumpang dalam berganti moda transportasi sepanjang jalur MRT Jakarta. Sebagai gambaran lebih luas integrasi transportasi Jakarta sejauh ini, berikut Peta Integrasi Transportasi Umum Jakarta.
Apa yang dimaksud dengan tarif integrasi transportasi?
Sejak 7 Oktober 2022, integrasi transportasi Jakarta juga telah resmi dibarengi tarif integrasi bus Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Tarif integrasi transportasi Jakarta ini diatur dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 733 Tahun 2022 tentang Besaran Paket Tarif Layanan Angkutan Umum Massal.
Tarif integrasi transportasi ini adalah tarif yang berlaku saat penumpang menggunakan lebih dari satu moda transportasi publik MRT, LRT, dan TransJakarta (BRT dan Non-BRT), dan Mikrotrans, dalam satu kali perjalanan. Ongkos maksimal yang dibayarkan berdasarkan tarif integrasi transportasi Jakarta ini adalah Rp10.000 untuk perjalanan selama 180 menit atau 3 jam.
Dikutip dari situs Jakarta Smart City, tarif integrasi transportasi hanya berlaku jika menggunakan kartu transportasi JakLingko dan kartu elektronik Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI, Bank DKI, dan Bank Mandiri. Dengan catatan, satu kartu dipakai oleh satu pelanggan.
Untuk menikmati tarif intergrasi transportasi, kartu elektronik juga harus diaktivasi pada alat Balance Check Terminal (BCT) di halte atau stasiun, dan dihubungkan dengan aplikasi JakLingko.
Jadi, apa saja keuntungan integrasi transportasi bagi kota dan warganya?
Integrasi transportasi di Jakarta sudah tentu membawa perubahan baik bagi warga Jakarta. Keuntungan integrasi bagi kota dan warganya tak lain adalah meningkatnya kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan transportasi publik massal yang juga efisien waktu.
Integrasi transportasi ini juga berpengaruh signifikan terhadap kesehatan kota Jakarta dan warganya. Bayangkan saja, dengan meningkatnya masyarakat yang memanfaatkan integrasi transportasi Jakarta, tentu tingkat kemacetan dan polusi pun menurun. Jakarta jadi lebih layak huni bagi warganya.
Tak hanya itu, tarif integrasi transportasi Jakarta yang relatif murah juga sangat menguntungkan bagi warga Jakarta secara finansial. Pasalnya, pengeluaran keluarga di Jakarta untuk transportasi hampir dapat dikatakan mencapai 30% dari pemasukan.
Dengan integrasi transportasi yang semakin baik, Jakarta dapat mengikuti jejak Hong Kong, Singapore atau Tokyo. Pada Urban Mobility Readiness Index 2022, ketiga kota di Asia tersebut termasuk dalam daftar kota dengan sistem transportasi publik terbaik di dunia.
Integrasi transportasi di Jakarta masih memerlukan perjalanan panjang untuk mencapai level itu. Tapi, setidaknya Jakarta sudah berada pada jalur yang tepat.
Oleh sebab itu, mari kita dukung upaya pemerintah untuk menjadikan Jakarta lebih baik melalui integrasi antar moda transportasi. Mari mulai dengan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik massal untuk perjalanan sehari-hari kita.