Halo urbanites
Kalo kita melihat foto-foto aerial view Jakarta, ternyata kota ini tidak terlihat padat seperti Singapura. Sebabnya adalah masyarakat Jakarta sebagian besar masih tinggal di rumah tapak daripada tinggal di apartemen.
Memang tinggal di apartemen belum populer untuk masyarakat Jakarta, padahal banyak hal menarik yang ada di apartemen dan tidak dapat ditemui di hunian tapak. Apa saja hal-hal yang menarik dari tinggal di apartemen?
1.Dekat dengan pusat kota
Banyak sekali apartemen di Jakarta yang dekat dengan pusat bisnis dan perkantoran. Lokasi apartemen biasanya strategis, yaitu dekat sama kantor, dekat sama mal favorit kita, dekat juga dengan tempat hiburan dan tempat nongkrong.
Keuntungan ini membuat waktu tempuh perjalanan kita kemana-mana jadi singkat sehingga kita bisa punya quality time sama diri sendiri, keluarga atau teman-teman. Kita bisa nyalon pulang kantor, belanja atau sekedar window shopping. Selain itu, bisa makan malem bareng keluarga atau sekedar nongkrong bareng teman.
“Mungkin ingin tinggal di Apartemen karena dulu udah pernah ngerasain tinggal di rumah tapak dan apartemen. Udah ngerasain tinggal di apartemen simple, deket tempat kerja dan gak repot.” (Kumala, 25 tahun)
2.Praktis
Kalau ada kerusakan, misalnya keran air rusak, toilet rusak atau bocor di bagian kamar tidur, kita bisa langsung minta bantuan sama pengelola gedung (building management). Nanti ada teknisi yang di kirimkan langsung ke unit sesuai dengan kerusakan yang ada.
Nah kalo tinggal di rumah tapak, kita akan kerepotan untuk mencari teknisi sendiri. Dengan kerusakan yang beda, tentunya teknisi akan berbeda. Belum lagi jika teknisi akan mematok harga mahal untuk biaya perbaikan.
“Lebih ingin tinggal di apartemen sih, karena kalau di rumah tapak dalam jangka waktu tertentu harus betulin ini itu, kayak genteng bocor, dinding retak, pompa rusak, macam-macam deh. Sedangkan kalau di apartemen kalau ada kerusakan bisa minta tolong sama pengelola dicariin tukang service yang memang sudah kenal sama pengelola, jadinya lebih simple.” (Steven, 26 Tahun)
3.Minimalis
Di zaman sekarang, pola hidup kita kan jadi lebih mobile. Jadi, kita lebih sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain, karena alasan pekerjaan atau yang lain. Selain suka berpindah, kita juga dihadapkan dengan kondisi jam kerja yang mengharuskan kita bekerja dari pagi hingga malam. Sehingga sedikit waktu untuk bersantai di tempat kita tinggal.
Hidup yang lebih dinamis ini membuat kita tidak membutuhkan ruang yang besar untuk tempat tinggal. Furniture dan houseware yang diperlukan juga sedikit, mengingat tidak banyak waktu yang kita habiskan di dalam tempat tinggal.
“Emang pengen tinggal di apartemen karena masih aktif kerja. Enak soalnya lebih simple, ngapain punya tempat tinggal gede-gede. Dan tempat kerja juga pindah-pindah, pastinya tempat tinggal juga ikut pindah” (Andy, 25 Tahun)
4.One-stop living concept
Kebanyakan apartemen punya fasilitas minimarket, taman hijau, taman bermain anak, jogging track, ruang olahraga, laundry, klinik dan lain sebagainya. Tentunya semua fasilitas yang ada bisa kita manfaatkan baik secara gratis maupun berlangganan. Jadi kita bisa melakukan banyak aktifitas dalam satu waktu.
Misalnya, pagi hari ketika weekend, kita bisa bawa keranjang pakaian kotor ke laundry pada lantai dasar sekaligus olahraga di jogging track atau sekedar duduk menghirup udara segar di taman. Setelah berolahraga kita bisa sejenak beristirahat di mini market untuk membeli sarapan.
Selain jadi praktis, gaya hidup begini juga membantu keberlangsungan bumi loh, dengan mengurangi jejak karbon.
“Seneng banget tinggal di apartemen, semua kegiatan bisa dilakuin barengan. Menghemat waktu banget sih. Di hari kerja aja pagi bisa olahraga, sorenya pas pulang kantor bisa langsung ambil laundry dan masuk ke unit. Ngga perlu repot transit di tempat lain untuk laundry” (Rizkina, 26 Tahun)
5.Sesuai kebutuhan
Kalo diperhatikan, manusia mempunyai kebutuhan ruang itu naik turun sesuai dengan status kehidupan. Ketika masih single, kita hanya membutuhkan sedikit ruang untuk tinggal. Namun ketika sudah menikah bahkan mempunyai anak, ruang yang dibutuhkan semakin luas karena makin banyak kegiatan. Uniknya, ketika anak kita sudah kuliah atau memutuskan untuk hidup mandiri, kebutuhan ruang kita akan berkurang semakin mengecil.
Selain itu, apartemen mempunyai pilihan yang fleksibel antara sewa atau beli. Sehingga kita bisa memilih, kebutuhan ruang yang kita butuhkan dengan pilihan tinggal antara sewa ataupun beli unit apartemen. Oleh karena itu, apartemen akan jadi pilihan solutif untuk gaya hidup zaman now.
“Akan terus tinggal di apartemen selagi hidup masih berdua. Enak soalnya lebih simple. Tapi bisa jadi akan pindah kalo udah punya anak ke tempat yg lebih besar sih. Jadi, sewa/beli juga ngga masalahan karena kayaknya ngga bakal hidup 30 tahun di situ-situ aja.” (Fajar, 30 Tahun)
--
Walau tinggal di apartemen menarik, banyak yang masih ragu untuk tinggal di sana. Salah satu masalahnya adalah harga yang tidak terjangkau juga design bangunan yang terasa sumpek dan sempit.
Oleh karena itu, mari kita dukung segala upaya semua pihak, terutama pemerintah DKI Jakarta, untuk membuat apartemen lebih terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan para pekerja.
Let’s make Jakarta more liveable!