Ini Enaknya Tinggal di Apartemen

November 2, 2020

Halo urbanites

Kalo kita melihat foto-foto aerial view Jakarta, ternyata kota ini tidak terlihat padat seperti Singapura. Sebabnya adalah masyarakat Jakarta sebagian besar masih tinggal di rumah tapak daripada tinggal di apartemen. 

Memang tinggal di apartemen belum populer untuk masyarakat Jakarta, padahal banyak hal menarik yang ada di apartemen dan tidak dapat ditemui di hunian tapak. Apa saja hal-hal yang menarik dari tinggal di apartemen?

1.Dekat dengan pusat kota

Banyak sekali apartemen di Jakarta yang dekat dengan pusat bisnis dan perkantoran. Lokasi apartemen biasanya strategis, yaitu dekat sama kantor, dekat sama mal favorit kita, dekat juga dengan tempat hiburan dan tempat nongkrong.

Keuntungan ini membuat waktu tempuh perjalanan kita kemana-mana jadi singkat sehingga kita bisa punya quality time sama diri sendiri, keluarga atau teman-teman. Kita bisa nyalon pulang kantor, belanja atau sekedar window shopping. Selain itu, bisa makan malem bareng keluarga atau sekedar nongkrong bareng teman.

 “Mungkin ingin tinggal di Apartemen karena dulu udah pernah ngerasain tinggal di rumah tapak dan apartemen. Udah ngerasain tinggal di apartemen simple, deket tempat kerja dan gak repot.” (Kumala, 25 tahun)

2.Praktis

Kalau ada kerusakan, misalnya keran air rusak, toilet rusak atau bocor di bagian kamar tidur, kita bisa langsung minta bantuan sama pengelola gedung (building management). Nanti ada teknisi yang di kirimkan langsung ke unit sesuai dengan kerusakan yang ada.

Nah kalo tinggal di rumah tapak, kita akan kerepotan untuk mencari teknisi sendiri. Dengan kerusakan yang beda, tentunya teknisi akan berbeda. Belum lagi jika teknisi akan mematok harga mahal untuk biaya perbaikan.

 “Lebih ingin tinggal di apartemen sih, karena kalau di rumah tapak dalam jangka waktu tertentu harus betulin ini itu, kayak genteng bocor, dinding retak, pompa rusak, macam-macam deh. Sedangkan kalau di apartemen kalau ada kerusakan bisa minta tolong sama pengelola dicariin tukang service yang memang sudah kenal sama pengelola, jadinya lebih simple.” (Steven, 26 Tahun)

3.Minimalis

Di zaman sekarang, pola hidup kita kan jadi lebih mobile. Jadi, kita lebih sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain, karena alasan pekerjaan atau yang lain. Selain suka berpindah, kita juga dihadapkan dengan kondisi jam kerja yang mengharuskan kita bekerja dari pagi hingga malam. Sehingga sedikit waktu untuk bersantai di tempat kita tinggal.

Hidup yang lebih dinamis ini membuat kita tidak membutuhkan ruang yang besar untuk tempat tinggal. Furniture dan houseware yang diperlukan juga sedikit, mengingat tidak banyak waktu yang kita habiskan di dalam tempat tinggal.

 “Emang pengen tinggal di apartemen karena masih aktif kerja. Enak soalnya lebih simple, ngapain punya tempat tinggal gede-gede. Dan tempat kerja juga pindah-pindah, pastinya tempat tinggal juga ikut pindah” (Andy, 25 Tahun)

4.One-stop living concept

Kebanyakan apartemen punya fasilitas minimarket, taman hijau, taman bermain anak, jogging track, ruang olahraga, laundry, klinik dan lain sebagainya. Tentunya semua fasilitas yang ada bisa kita manfaatkan baik secara gratis maupun berlangganan. Jadi kita bisa melakukan banyak aktifitas dalam satu waktu.

Misalnya, pagi hari ketika weekend, kita bisa bawa keranjang pakaian kotor ke laundry pada lantai dasar sekaligus olahraga di jogging track atau sekedar duduk menghirup udara segar di taman. Setelah berolahraga kita bisa sejenak beristirahat di mini market untuk membeli sarapan.

Selain jadi praktis, gaya hidup begini juga membantu keberlangsungan bumi loh, dengan mengurangi jejak karbon. 

 “Seneng banget tinggal di apartemen, semua kegiatan bisa dilakuin barengan. Menghemat waktu banget sih. Di hari kerja aja pagi bisa olahraga, sorenya pas pulang kantor bisa langsung ambil laundry dan masuk ke unit. Ngga perlu repot transit di tempat lain untuk laundry” (Rizkina, 26 Tahun)

5.Sesuai kebutuhan

Kalo diperhatikan, manusia mempunyai kebutuhan ruang itu naik turun sesuai dengan status kehidupan. Ketika masih single, kita hanya membutuhkan sedikit ruang untuk tinggal. Namun ketika sudah menikah bahkan mempunyai anak, ruang yang dibutuhkan semakin luas karena makin banyak kegiatan. Uniknya, ketika anak kita sudah kuliah atau memutuskan untuk hidup mandiri, kebutuhan ruang kita akan berkurang semakin mengecil.

Selain itu, apartemen mempunyai pilihan yang fleksibel antara sewa atau beli. Sehingga kita bisa memilih, kebutuhan ruang yang kita butuhkan dengan pilihan tinggal antara sewa ataupun beli unit apartemen.  Oleh karena itu, apartemen akan jadi pilihan solutif untuk gaya hidup zaman now.

 “Akan terus tinggal di apartemen selagi hidup masih berdua. Enak soalnya lebih simple. Tapi bisa jadi akan pindah kalo udah punya anak ke tempat yg lebih besar sih. Jadi, sewa/beli juga ngga masalahan karena kayaknya ngga bakal hidup 30 tahun di situ-situ aja.” (Fajar, 30 Tahun)

--

Walau tinggal di apartemen menarik, banyak yang masih ragu untuk tinggal di sana. Salah satu masalahnya adalah harga yang tidak terjangkau juga design bangunan yang terasa sumpek dan sempit. 

Oleh karena itu, mari kita dukung segala upaya semua pihak, terutama pemerintah DKI Jakarta, untuk membuat apartemen lebih terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan para pekerja. 

Let’s make Jakarta more liveable!

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
Apa itu SHM (rumah milik)
Apa itu SHM: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan Rumah Milik
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
View More

News releases

Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute