Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK

November 11, 2020

Industri perhotelan membayar tarif pajak tertinggi ke Jakarta dan mengalami dampak paling besar akibat pembatasan sosial virus korona yang diberlakukan pemerintah. Penderitaan industri ini membutuhkan perhatian penuh dari pemerintah Jakarta. Pada kondisi ini, menutup hotel secara finansial lebih masuk akal ketimbang memaksakan diri melayani segelintir tamu. Banyak yang mengajukan kebangkrutan. Untuk operator lainnya, mengalah tampaknya menjadi pilihan yang lebih mudah.

Selama periode yang sulit ini, semakin banyak alasan untuk  bertanggung jawab mempertahankan kelangsungan pekerjaan karyawan pekerja keras yang sekarang merasa tidak aman. Kita harus melindungi pekerjaan mereka — ada lebih dari 800 ribu orang di industri ini di Jakarta. Dengan bantuan Pemprov Jakarta, industri ini bisa bertahan.

Perpajakan adalah prioritas utama. Hotel serta perusahaan makanan dan minuman dikenai tarif pajak tertinggi di industri properti. Baik pendapatan maupun penghasilan, seluruhnya dikenai pajak, di luar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sangat tinggi yang didasarkan pada kenaikan tak terduga dari Nilai Jual Objek Pajak atau NJOP.

Industri perhotelan tumbang setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah diumumkan pada 10 Maret 2020. Tingkat hunian hotel berbintang di Jakarta turun ke rekor terendah: 12,7% dan 14,5% pada April 2020 dan Mei 2020, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Staf hotel tidak menyambut tamu; housekeeper tidak merapikan kamar; pramusaji tidak menunggui meja; juru masak tidak menyiapkan makanan karena persediaan membusuk; tukang kebun merawat taman yang tidak dikunjungi.

Pajak terhadap hotel dikenakan pada pendapatan termasuk service charge sebesar 10% dan pajak restoran (biasa disebut PB1) sebesar 11%. Keringanan pada dua pajak ini akan mendorong lebih banyak belanja konsumen. Sebab, banyaknya penerbangan yang ditangguhkan. Konsumen akan beralih ke hotel sebagai tempat untuk melepaskan keinginan yang terpendam untuk bersantai.

Bisnis perhotelan juga dikenakan pajak penghasilan badan sebesar 22%. Sekali lagi, keringanan pajak akan membantu hotel untuk tetap bertahan, mencegah terjadinya PHK massal, dan memulihkan perekonomian dengan cepat. 

Sebagai perbandingan, bisnis penyewaan properti — yaitu kantor dan mal — tidak dikenai pajak penghasilan badan. Bisnis tersebut hanya dikenai pajak berbasis pendapatan: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak final (Pajak Penghasilan atau PPH4 (2)).

Tarif pajak efektif untuk hotel berkisar dari 21% hingga 28% pendapatan tergantung pada profitabilitas.

Saat tarif pajak tetap tidak berubah, upah minimum Jakarta (Upah Minimum Provinsi atau UMP) telah meningkat tajam dan rata-rata harian tingkat hunian kamar hotel justru turun. Rasio UMP terhadap tingkat hunian kamar hotel untuk hotel bintang 5 adalah 1,6 pada tahun 2013 dan diproyeksikan pada 5,1 pada tahun 2020; untuk hotel bintang 4 rasionya adalah 1,0 pada tahun 2013 dan diproyeksikan sebesar 3,8 pada tahun 2020. Margin keuntungannya sangat tipis.

Hotel berbintang (satu sampai lima) berjumlah 364.000 dari total 776.000 kamar akomodasi. Adapun 412.000 kamar sisanya adalah hotel kelas melati dan lainnya, menurut BPS. Berdasarkan estimasi Jakarta Property Institute (JPI), mereka mempekerjakan 822.587 pekerja, di mana 566.498 adalah staf tetap dan 256.088 kontrak harian. Pada kondisi sekarang, pekerjaan mereka berisiko; keluarga mereka takut kelaparan.

Diskon PBB pada tahun 2020 memang membantu, tetapi tidak cukup melegakan untuk meningkatkan pengeluaran konsumen dan menyelamatkan staf perhotelan. Industri perhotelan Jakarta akan lambat pulih jika hanya bergantung pada kegiatan bisnis. Kondisi ini menghilangkan kegiatan ekonomi akhir pekan yang menyebabkan penurunan tajam pada tingkat hunian hotel selama akhir pekan, terutama pada masa libur panjang ketika orang-orang beramai-ramai meninggalkan kota. 

Industri perhotelan menopang ekonomi Jakarta di sektor jasa. Untuk itu, kami mohon agar Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan keringanan pajak. Bantuan berupa keringanan pajak itu akan menyelamatkan industri perhotelan yang terbebani berat dan menyelamatkan pekerja hotel yang rentan terkena PHK. Kami akan sangat menghargai perhatian dari Pemerintah mengingat tekanan ganda yang dihadapi industri ini: tarif pajak tertinggi dan pembatasan sosial.

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
View More

News releases

Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute