Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama

Siaran Pers JPI
November 11, 2016

Jakarta tumbuh sangat menakjubkan selama beberapa dekade terakhir. Tumbuh begitu pesat, hingga melampaui daya pemerintahnya dalam menyesuaikan peraturan maupun melakukan pembaharuan di bidang tata bangunan. Proses perizinan pun jadi banyak tertunda, mengakibatkan kerugian di sisi investor dan menimbulkan potensi konflik akibat kesalahpahaman antara pemohon izin dan instansi pemerintah.

Untuk itu, Jakarta Property Institute (JPI) akan membahas permasalahan seputar peraturan dan proses perizinan terkait bangunan. Ini merupakan upaya JPI membantu para pemangku kepentingan mengidentifikasi masalah birokrasi maupun prosedur yang menghambat pembangunan.

Sebagai langkah awal, JPI menggelar tiga focus group discussions (FGD) pada bulan April, Juni, dan Agustus 2016. Peserta diskusi terdiri dari perwakilan beberapa instansi seperti Dinas Tata Kota, BPTSP DKI Jakarta (Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) , Kementerian Pekerjaan Umum, TABG (Tim Ahli Bangunan Gedung), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta , para praktisi dan ahli, serta perwakilan para pengembang.

Dari tiga diskusi tersebut, terdapat dua isu yang didapati menjadi masalah selama ini yakni kekurangan dalam proses perizinan dan peraturan yang tumpang tindih atau bertentangan.

Pertentangan Peraturan
Peraturan yang saling bertentangan kerap menjadi masalah bagi pengembang. Salah satu contohnya adalah terkait aturan Koefisien Dasar Hijau yang tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030.

Koefisien Dasar Hijau ini mengatur persentase wilayah yang harus dialokasikan oleh pengembang untuk ruang hijau. Namun, terdapat pula aturan dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta yang mewajibkan gedung-gedung tinggi untuk menyediakan jalur perkerasan yang cukup luas untuk mengakomodasi mobil pemadam kebakarannya yang terbaru, Bronto Skylift. Kebijakan ini jelas membuat para pemilik gedung kesulitan menyediakan lahan hijau sesuai aturan, dan juga mengurangi kesempatan pemanfaatan lahan untuk bisnis secara efektif.

Puncaknya, seringkali terjadi perbedaan pada eksekusi desain. Pertentangan peraturan ini juga menjadi salah satu faktor menghambat penerbitan peraturan. Untuk membangun gedung baru, pengembang diwajibkan untuk menyerahkan permohonan perizinan ke BPTSP – yang dibentuk pada tahun 2015 untuk mengurus semua jenis perizinan, tidak hanya mengenai pergedungan.

Dalam hal pertentangan peraturan – pada umumnya selalu ada – BPTSP akan menimbang apakah desain yang diajukan para pengembang dapat diluluskan atau tidak. Pada umumnya, BPTSP akan mengkonsultasikan pada sidang TABG yang terdiri dari para pakar dan arsitek, dan setelah itu mereka akan mendiskusikan mengenai perubahan desain dengan para pengembang beserta tim teknis dari BPTSP.

Masalah selanjutnya adalah banyaknya proposal desain bangunan yang semakin menumpuk yang menunggu untuk ditinjau oleh BPTSP. Dalam hal ini tim teknis BPTSP masih kekurangan sumberdaya manusia. Perizinan terakhir yang paling penting adalah Sertifikat Layak Fungsi (SLF). Ada satu kasus sangat parah dimana kami menemukan untuk mendapatkan SLF bisa membutuhkan waktu selama 13 tahun. Proses persidangan dan antrian yang panjang membuat waktu yang dijadwalkan semakin mundur, yang akan menyebabkan pembangunan gedung terlantar dan pengembang menanggung resiko finansial.

Proses Penyusunan
Ketika pelaksanaan peraturan menjadi pusat perhatian, ada pendapat mengatakan bahwa masalah ini berakar pada kecacatan pada proses penyusunan peraturan. Ada perbedaan yang nyata antara apa yang tertulis dalam peraturan dan apa yang diimplementasikan. Seringkali aturan yang tertulis tidak mencerminkan kenyataan di lapangan.

Departemen Tata Kota, misalnya, mengakui bahwa beberapa peraturan dibuat berdasarkan pada pengamatan dan penelitian mereka sendiri dan hanya dikonsultasikan pada TABG. Kurangnya respon dari dinas terkait sering terjadi, sementara pihak swasta tidak dilibatkan dalam diskusi mengenai peraturan sebelum peraturan itu berlaku.

Pada FGD juga menemukan bahwa seringkali hanya mengambil peraturan yang telah berhasil dari negara lain yang memiliki masalah yang sama tanpa menyesuaikan dengan kondisi di Jakarta. JPI menemukan ada 2 peraturan yang hanya menyalin dari negara lain: peraturan mengenai lantai bangunan (Kepala Bidang Tata Kota No.3/2014 artikel ke 117) yang diambil dari Singapura; dan syarat teknis pada akses pemadam kebakaran (Pergub DKI Jakarta No 200/2015) yang diambil dari beberapa negara. Karena tidak ada prosedur standar peraturan mengenai pembuatan peraturan, sering kali terjadi kesalahan yang tidak dapat dihindari.

Partisipasi dari berbagai pihak
Sistem ini membutuhkan perbaikan secara menyeluruh. Adanya sistem dan proses yang efisien akan memberikan manfaat kepada semua pihak. Sebagai mediator antara pihak swasta dan pemerintah, JPI percaya mampu memfasilitasi diskusi antar setiap pemangku kepentingan dan partisipasi dari semua pihak untuk memperbaiki sistem yang ada.

Keberhasilan dari pelaksanaan FGD ini diyakinin mampu membawa perubahan di tingkat pemerintahan. Saat ini ada penyusunan regulasi mengenai perizinan bangunan pergedungan (Pergub 129 Tahun 2012), BPTSP secara proaktif mengajak para pengembang untuk dapat memberikan masukan mengenai peraturan tersebut. Atas permintaan dari pemerintah DKI Jakarta, JPI saat ini bekerjasama dengan Centre of Liveable City (CLC) Singapura untuk menyediakan pelatihan untuk tim teknis terbaik dari BPTSP, untuk melakukan pemindahan sistem, dari sistem manual ke sistem online.

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
Apa itu SHM (rumah milik)
Apa itu SHM: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan Rumah Milik
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
View More

News releases

Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute