Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita

April 8, 2020

Pencegahan penyebaran virus COVID-19 membutuhkan peran masif tiap warga. Sebab, Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus positif COVID-19 per 1 April 2020 sudah mencapai 1.528 kasus. Jumlah itu merupakan panggilan untuk kita semua. Panggilan untuk bertugas dan bertanggung jawab untuk memperlambat penyebaran virus ini.

Untuk menghambat penyebaran virus COVID-19, kewajiban kita sebagai warga kota hadir dalam bentuk pengendalian diri. Kita bertanggung jawab terhadap tindak tanduk mobilitas kita. Buktinya sudah jelas diumumkan setiap hari oleh pemerintah. Jumlah warga yang terinfeksi dan meninggal terus naik dan belum dapat ditanggulangi.

Menahan diri untuk tidak bepergian untuk kepentingan yang tidak mendesak menjadi satu-satunya pilihan. Belum banyak dari kita yang menyadari bahwa setelah terinfeksi virus COVID-19, kita masih bisa terlihat dan merasa sehat selama 5-6 hari sebelum gejalanya muncul. Padahal, dalam masa itu kita bisa menularkan virus tersebut ke orang lain. Bukankah rasa memiliki terhadap kota berarti ikut peduli terhadap keberlangsungannya?

Saat ini bukan lagi saatnya menunggu orang lain bertindak.

Apa jadinya bila warga mengabaikan tanggung jawabnya untuk mengurangi mobilitasnya saat COVID-19 merebak? Italia adalah contoh bagus untuk memaksa tiap orang bertanggung jawab. Seluruh negara lock down. Warga tidak boleh keluar rumah sama sekali kecuali ke supermarket atau ke toko obat. Kalau perlu, keluar rumah pun harus sendirian. Itu yang bisa terjadi.

Saat ini bukan lagi saatnya menunggu orang lain bertindak. Apalagi, untuk masyarakat yang tinggal di kota besar seperti Jakarta misalnya. Tempat yang membuat kita semua menjadi individualis. Kita terbiasa mengurus diri sendiri dan orang-orang yang berhubungan erat dengan kita. Sisanya urus masing-masing saja. Seperti halnya membuang sampah. Saat sampahnya sudah keluar dari rumah kita, sudah bukan urusan kita lagi.

Tanggung jawab warga terhadap kotanya sejalan dengan kedisiplinan. Petaka muncul karena tidak disiplin. Pusingnya warga sudah dimulai sejak awal tahun ini. Permulaan tahun 2020 diawali dengan hujan deras dan banjir yang berulang-ulang. Andai saja warga kota disiplin untuk tidak membuang sampah sembarangan, kita terbebas dari banjir. Tuntutan kedisiplinan juga berlaku dalam pencegahan penyebaran COVID-19 berupa pembatasan mobilitas.

Tanggung jawab dan kewajiban warga tak cuma berkaitan dengan regulasi. Biasanya, kita fasih sekali menjabarkan sederet daftar hak. Amat cepat selesai dibuat daftar itu. Namun, sewaktu bicara kewajiban sebagai pemilik KTP Jakarta misalnya, biasanya cuma akan muncul mengenai kewajiban dan hak untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Mungkin apabila disebutkan sebagai kewajiban kesannya menjadi keharusan. Tapi, bagaimana menghidupkan rasa kewajiban ini agar bisa menjadi rasa kepemilikan terhadap kota dan lingkungannya? Sebab, warga adalah bagian dari keseluruhan ekosistem kota. Kita, warga, adalah bagian yang membuat kota bernapas. Tugas kita adalah mengubah persepsi kewajiban menjadi kepedulian dan kesadaran bahwa masalah kota adalah masalah bersama.

Membatasi diri dan bertanggung jawab pada mobilitas kita berarti peduli terhadap sesama.

Situasi saat ini merupakan tes bagi kita semua. Tes untuk menguji tanggung jawab terhadap semua aksi kita dan pengaruhnya terhadap sekitar kita. Tes untuk menguji kepedulian kita terhadap kota ini. Tes untuk menguji nalar kita terhadap situasi dan kerentanan Jakarta.

Saya meyakini pentingnya peran setiap warga untuk turut andil dalam membatasi penyebaran COVID-19. Sebagai warga yang lahir dan besar di Jakarta, saya berkewajiban untuk membantu menyelamatkan kota ini dari bahaya yang lebih besar. Ayo batasi mobilitas kita. Jakarta terbentuk karena warganya, begitu pun sebaliknya. Napas Jakarta berada di tangan kita warganya.

Mari bersama-sama dukung Jakarta dan pemerintah untuk dapat melalui masa-masa sulit ini. Pada saat yang sama, pemerintah jangan pernah bosan untuk mengingatkan warganya soal pembatasan mobilitas. Sebab, hanya dengan partisipasi positif semua pihak di situasi ini kita bisa dengan bangga menyatakan bahwa kita adalah warga Jakarta.

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
View More

News releases

Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute