Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023

Mei 23, 2023

Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 

Pemprov DKI Jakarta tengah bekerja keras menyediakan transportasi publik Jakarta yang terintegrasi, efisien dan nyaman. Terkait peningkatan kualitas fasilitas transportasi publik di Jakarta, konsep transit oriented development (TOD) pun semakin ramai dibicarakan. 

Pengembangan kawasan TOD ini merupakan salah satu kunci utama keberhasilan peningkatan sarana transportasi publik di Jakarta. Pasalnya, konsep kawasan TOD mengutamakan kepentingan pedestrian, pesepeda, dan transportasi publik. 

Salah satu indikator utama keberhasilan penerapan konsep TOD adalah kualitas fasilitas pedestrian. Sebab itu, Jakarta yang dikenal tidak ramah pedestrian perlahan dikembangkan menjadi walkable city, dimulai dari kawasan TOD dan berbagai area lain, seperti kawasan Cikini, Kuningan, Gambir, Kota Tua, dan lainnya. 

Dilansir dari situs resmi MRT Jakarta, salah satu prinsip yang diterapkan oleh PT MRT Jakarta dalam perencanaan TOD adalah prinsip fungsi campuran. Fungsi ini meliputi komersial, perkantoran, kelembagaan, hunian, dan fasilitas umum, yang diterapkan dalam radius tempuh jalan kaki dari setiap stasiun. Prinsip ini menjamin jarak tempuh yang walkable dan aksesibilitas menuju objek yang ideal bagi pengguna transportasi publik Jakarta. 

Tak hanya di kawasan TOD, Pemprov DKI Jakarta bekerja keras mengembangkan konsep pedestrian di berbagai kawasan yang terkoneksi transportasi publik Jakarta. 

Dalam mengembangkan konsep pedestrian, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengatur konsep active frontage di dalam pembaruan Rancangan Denah Tata Ruang (RDTR) 2022. Active frontage ini adalah konsep bisnis atau ritel berkelanjutan yang terbuka langsung ke trotoar. Penerapannya seperti yang ditemui di Chillax dan One Satrio yang berada di daerah Jakarta Selatan. 

Konsep active frontage ini sangat ramah pedestrian. Tapi, apakah aksesibilitas menuju objek bagi pejalan kaki, atau bagi pengguna transportasi publik Jakarta dari halte atau stasiun, juga ramah pedestrian? Berikut beberapa contoh perjalanan dengan memanfaatkan transportasi publik Jakarta dan fasilitas pedestrian menuju beberapa lokasi populer di Jakarta.

Naik transportasi publik Jakarta ke tempat hangout populer, bagaimana aksesibilitas menuju objek?

Chillax yang berlokasi di Sudirman sangat mudah ditempuh dengan transportasi publik Jakarta, baik TransJakarta, MRT, maupun KRL Commuterline. Aksesibilitas menuju objek dari halte TransJakarta dan stasiun MRT terdekat sangat baik. Yaitu dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang dari 10 menit. Fasilitas trotoar bagi pedestrian di area tersebut juga dalam kondisi baik. 

Lalu, dari stasiun KRL terdekat, aksesibilitas menuju objek juga ideal, yaitu dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 13 menit. Perjalanan dari stasiun KRL ini dapat menjadi kesempatan untuk sightseeing pusat kota Jakarta. 

One Satrio pun dapat dengan mudah ditempuh dengan transportasi publik Jakarta, yaitu dengan TransJakarta. Aksesibilitas menuju objek dari halte terdekat pun terbilang baik, cukup berjalan kaki kurang dari 1 kilometer. 

Contoh lain tujuan populer dengan aksesibilitas menuju objek dan sarana pedestrian yang ideal adalah kawasan Kota Tua. Destinasi wisata kawasan Kota Tua dapat ditempuh dengan transportasi publik Jakarta, baik KRL Commuterline, TransJakarta, maupun MRT Jakarta. 

Jika naik KRL Commuterline, aksesibilitas menuju objek wisata Kota Tua bisa dibilang prima, yaitu hanya dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 100 meter dari Stasiun Jakarta Kota. Naik TransJakarta, aksesibilitas menuju objek dari Halte Kota pun ideal, cukup berjalan kaki sekitar 300 meter melalui terowongan menuju Stasiun Kota. 

Jika naik MRT Jakarta, perjalanan menuju kawasan Kota Tua memanfaatkan integrasi transportasi publik Jakarta, dengan melanjutkan perjalanan dari Stasiun Bundaran HI dengan TransJakarta koridor 1 menuju Halte Kota. 

Setelah revitalisasi, trotoar di kawasan Kota Tua juga telah dirombak dan ditata kembali sehingga ramah pedestrian dan pesepeda. Dikutip dari Antara, trotoar di kawasan Kota Tua telah diperlebar menjadi 3 meter. Otomatis, aksesibilitas menuju objek semakin baik.

Nah, selain beberapa contoh di atas, aksesibilitas menuju objek di berbagai kawasan populer lainnya di ibu kota terbilang sudah semakin membaik. Misalnya, untuk ke Urban Forest, Taman Ismail Marzuki, atau TMII, semua dapat ditempuh dengan transportasi publik Jakarta, baik satu maupun antar moda.

Selain itu, dikutip dari situs resmi Bappeda Provinsi DKI Jakarta, hingga tahun 2022, jalur pedestrian di Jakarta telah terbangun seluas 1.258.594 meter persegi, lengkap dengan fasilitas pendukung. Kemajuan ini telah dinikmati di berbagai kawasan Jakarta, dan akan semakin meluas manfaatnya di tahun 2026, di mana ditargetkan mencapai luas 1.808.594 meter persegi. 

Pengembangan integrasi transportasi publik Jakarta, kawasan TOD dengan kualitas pedestrian yang baik akan sukses membuat sejumlah kawasan di Jakarta semakin nyaman dan mudah dicapai. Terutama bagi pejalan kaki dan pengguna transportasi publik Jakarta. 

Tentu, kita semua berharap pengembangan dan kemajuan ini dapat semakin merata di setiap kawasan di Jakarta. Sehingga, Jakarta dapat memiliki konektivitas sistem transportasi dengan fasilitas pedestrian yang sepenuhnya mendukung, layaknya London, Singapore, New York, atau Hong Kong.

Here’s to a better Jakarta! 

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
View More

News releases

Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute