Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa

Desember 5, 2024

Dalam kehidupan masa sekarang, terutama di daerah perkotaan, pilihan antara beli atau sewa rumah menjadi salah satu keputusan besar yang harus diambil banyak orang. Rumah sewa sering dianggap sebagai alternatif yang lebih fleksibel, praktis, dan mudah terealisasi dibandingkan membeli rumah, terutama pada tahap awal housing career seseorang. 

Meski rumah sewa merupakan pilihan yang lebih mudah, praktis, dan ekonomis untuk jangka pendek, pilihan untuk beli atau sewa rumah harus dipertimbangkan secara matang. Sebelum mengambil keputusan untuk menyewa rumah, melanjutkan kontrak rumah, atau memilih antara beli atau sewa rumah, sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan rumah sewa dari berbagai sudut pandang. Berikut pembahasannya

Kelebihan rumah sewa

  1. Biaya awal yang lebih ekonomis
    Salah satu alasan utama orang memilih untuk menyewa rumah adalah biaya awal yang jauh lebih rendah dibandingkan membeli rumah. Untuk membeli rumah, Anda memerlukan uang muka dengan nominal yang signifikan, pada umumnya mencapai 10-30% dari harga rumah. Biaya ini belum termasuk biaya lainnya, seperti pajak properti dan biaya notaris.
    Sementara itu, menyewa rumah biasanya hanya membutuhkan pembayaran uang sewa bulanan, deposit, dan biaya pindah yang relatif rendah. Jika mengontrak secara tahunan, biaya yang diperlukan pun masih tidak seberapa jika dibandingkan uang muka rumah, dan sepanjang setahun ke depan penyewa tidak lagi perlu mengkhawatirkan biaya hunian.
  2.  Fleksibilitas dalam memilih lokasi
    Menyewa rumah lebih memungkinkan seseorang untuk tinggal di lokasi strategis yang harganya sulit terjangkau jika harus membeli properti. Fleksibilitas memilih lokasi ini kerap menjadi bahan pertimbangan utama saat seseorang memilih untuk beli atau sewa rumah, terutama bagi pekerja di kota besar.
  3. Bebas dari biaya perawatan yang besar
    Salah satu faktor yang penting untuk diperhitungkan saat mengevaluasi pilihan beli atau sewa rumah adalah biaya perawatan rumah milik yang tidak sedikit. Jika Anda belum memiliki kesiapan finansial untuk menanggung biaya ini, rumah sewa merupakan pilihan yang lebih ideal daripada rumah milik. 
    Beban pemeliharaan dan perawatan properti biasanya ditanggung oleh pemilik properti, sehingga penyewa rumah tidak perlu mengkhawatirkan pengeluaran tak terduga terkait pemeliharaan bangunan.
  4. Pilihan jangka pendek yang ideal
    Saat mempertimbangkan pilihan beli atau sewa rumah, rencana Anda untuk masa depan memiliki pengaruh besar. Jika tidak ingin berkomitmen jangka panjang untuk tinggal di suatu kota atau daerah, rumah sewa tentu lebih ideal. 
    Sebuah studi dari Harvard Joint Center for Housing Studies menyatakan bahwa faktor fleksibilitas merupakan alasan utama semakin populernya rumah sewa di kalangan milenial.

Kekurangan Rumah Sewa

  1. Tidak adanya unsur investasi
    Salah satu kekurangan utama rumah sewa adalah tidak adanya kepemilikan aset di akhir masa sewa. Uang yang dikeluarkan setiap bulan untuk menyewa tidak menghasilkan investasi seperti halnya jika membayar cicilan rumah. Hal ini patut dipertimbangkan secara matang sebelum menjatuhkan pilihan antara beli atau sewa rumah.
  2. Kenaikan biaya sewa
    Sebelum memutuskan untuk beli atau sewa rumah, perlu Anda ingat bahwa pemilik rumah memiliki hak untuk menaikkan biaya sewa. Jika rumah sewa Anda berlokasi di area yang sedang berkembang pesat, biaya sewa yang harus Anda tanggung akan terus meningkat.
    Berdasarkan data Pinhome Home Rental Index 2024, harga sewa tahunan rumah tipe 54 dan lebih kecil, mengalami kenaikan di banyak kota di Indonesia. Contohnya, terjadi kenaikan kuartalan setinggi 15% di Jakarta Selatan, 12% di Kabupaten Badung, dan 7% di Kota Bandung. Meski beberapa daerah perkotaan menunjukkan penurunan harga sewa, faktor ketidakpastian harga sewa dapat mempengaruhi kondisi finansial penyewa.
  3. Kurangnya kebebasan untuk mengubah dan merenovasi
    Kebanyakan pemilik rumah melarang atau membatasi secara ketat perubahan struktur atau desain interior rumah. Hal ini dapat menjadi kendala bagi mereka yang ingin menjadikan rumah lebih sesuai dengan keperluan dan selera pribadi.
  4. Potensi penghentian kontrak
    Meskipun penyewa berencana untuk tinggal di sebuah rumah sewa untuk waktu lama, pemilik rumah berhak untuk mengakhiri kontrak sewaktu-waktu, dengan pemberitahuan seperti diatur dalam perjanjian sewa-menyewa. Jadi, jika Anda ingin menetap di suatu rumah untuk jangka panjang, ada baiknya Anda pertimbangkan faktor tersebut matang-matang saat memilih antara beli atau sewa rumah

Hal yang harus diperhatikan saat kontrak rumah

  1. Anggaran
    Saat memilih rumah sewa, pastikan biaya sewa tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan Anda
  2. Durasi tinggal
    Jika Anda berencana tinggal lebih di suatu hunian selama lebih dari 10 tahun, sebaiknya Anda mengevaluasi kembali pilihan beli atau sewa rumah.
  3. Lokasi
    Saat memilih rumah sewa, perhatikan akses transportasi dan fasilitas umum, serta potensi kenaikan biaya sewa di masa depan sehingga pilihan Anda dapat berkelanjutan. 

Rumah sewa adalah solusi ideal bagi mereka yang mencari fleksibilitas dan biaya awal rendah, terutama di kota besar. Namun, kekurangan seperti kurangnya investasi jangka panjang dan ketidakpastian kontrak perlu menjadi bahan pertimbangan serius juga. 

Nah, dengan memahami kelebihan dan kekurangan di atas, Anda dapat membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan situasi hidup Anda. 

Jadi, apa pilihan Anda? Mau beli atau sewa rumah? Agar lebih terinformasi saat menjatuhkan pilihan, baca juga artikel Apa itu SHM: Arti, Kelebihan dan Kekurangan Rumah Milik. 

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Wawancara dengan Noerzaman, Arsitek JPO GBK (Video) - JPI
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
Apa itu SHM (rumah milik)
Apa itu SHM: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan Rumah Milik
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
Jakarta sebagai Kota Konser
Jakarta sebagai Kota Konser: Definisi dan Faktor Penghambat Jakarta Menjadi Concert City
View More

News releases

DKI Jakarta mengunjungi CLC di Singapura
RPTRA Borobudur
Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute