Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?

Januari 3, 2019

Saat kita mencari tahu Sertifikat Laik Fungsi (SLF) di dunia maya, jawabannya merujuk pada dua hal. Pertama adalah pengertian dan aturannya, kedua mengenai kasus-kasus seputar SLF. Sayangnya, untuk yang kedua kita lebih banyak menemukan kasus maupun berita yang berindikasi negatif.

SLF merupakan sertifikasi dari Pemda DKI untuk bangunan yang telah memenuhi persyaratan fungsi. Ini wajib dimiliki setiap bangunan sebelum digunakan atau dihuni. Tetapi, keberadaan SLF ini seperti di antah berantah, ada atau tidaknya baru diketahui ketika gedung terkena masalah.

Contoh pada Agustus 2016, sebuah bangunan apartemen terbakar mengakibatkan belasan penghuni terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Ketika kebakaran terjadi, alat pemadam kebakaran dikabarkan tidak berfungsi, elevator pun rusak. Belakangan diketahui gedung apartemen tidak memiliki SLF, bahkan sudah disegel berbulan sebelumnya. Tapi mengapa gedung masih bisa beroperasi?

Ini menjadi tanda tanya, mengingat SLF berdampak pada keselamatan penghuni, namun justru mereka yang paling minim info soal kelayakan huniannya. Miris, konsumen yang mengeluarkan uang ratusan juta demi sebuah hunian justru di posisi paling lemah, menjadi korban rantaian sertifikasi simpang siur.

Pengembang “nakal” ?

Tak lama dari insiden tersebut, ramai berita soal pemerintah akan mengumumkan daftar pengembang ‘nakal’ di portal Jakarta Smart City. Kabarnya, banyak gedung di Jakarta tak punya SLF tapi masih tetap beroperasi. Berbulan-bulan sejak kabar beredar, sampai sekarang tak satupun laman di portal tersebut yang merilis data tersebut.

Apa sebetulnya yang menjadi pangkal masalah SLF? Mengapa urusan sertifikasi ini seakan menjadi misteri bagi penghuni? Apa betul kesalahan hanya datang dari pengembang?

Tak banyak yang tahu bahwa tanpa SLF, sebenarnya pengembang merugi. Beberapa contohnya adalah;

  • Tidak bisa menerbitkan Akta Jual Beli (AJB) dengan konsumen,
  • Tidak bisa membuka cabang perbankan di dalam gedung–mengingat SLF dibutuhkan oleh OJK,
  • Tidak bisa mendirikan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS), dan memungut biaya pemeliharaan.

Sehingga, ketiadaan SLF menjadi sesuatu yang pengembang hindari. Tanda tanya pun semakin besar. Jika SLF begitu penting untuk pengembang, kenapa disebut banyak yang belum memiliki?

Jawaban yang didapat konsumen ketika bertanya hal ini adalah “sedang dalam proses”. Berapa lama proses yang dibutuhkan? Pengembang pun tidak bisa menjawab pasti, sebab urusan administrasi kembali ke pemerintah.

Aturan yang Saling Bertentangan

Hasil riset Jakarta Property Institute menyebutkan untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan saja, terdapat setidaknya 25 aturan yang saling terkait, dimulai dari Undang-Undang hingga Peraturan Gubernur. Belasan diantaranya bahkan diketahui saling bertentangan dan terdapat ketidakjelasan. Jika aturan untuk mendirikan bangunan saja masih bermasalah, bukan tak mungkin hal serupa terjadi untuk mendapatkan SLF.

Inilah concern saya mengenai SLF. Mudah memang memberi cap ‘nakal’ atau menunjuk pengembang sebagai biang keladi masalah gedung. Tapi tanpa evaluasi mendalam dari pemerintah untuk mengetahui akar masalahnya akan berujung sia-sia. Lingkaran setan akan tetap berulang; gedung terbakar, diketahui tak punya SLF, proses SLF yang berbelit.

Aturan yang pasti, pengembang yang taat, dan berjalannya sistem pengawasan serta mekanisme sanksi yang tegas, menjadi tidak terpisahkan. Perlu diingat hakikat SLF, yaitu melindungi penghuni/ konsumen. Jelas, yang konsumen inginkan adalah untuk SLF dapat berfungsi memberikan keamanan dan kenyamanan, bukan ancaman keselamatan dan ketidakjelasan.

Apabila SLF tidak dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan justru merugikan pengembang, lalu untuk siapa sebetulnya SLF diterbitkan?

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
Apa itu SHM (rumah milik)
Apa itu SHM: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan Rumah Milik
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
View More

News releases

Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute