Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal

Siaran Pers JPI
Juni 10, 2020

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah berakhir dan sekarang memasuki masa transisi. Kegiatan perekonomian sudah mulai menggeliat kembali. Namun, di balik antusiasme masyarakat untuk menjalani “new normal”, kekhawatiran tertular Covid-19 masih tinggi, terutama ketika melakukan perjalanan dengan transportasi publik. Semua pihak, baik pemerintah dan swasta, harus bekerja sama memastikan masyarakat untuk merasa aman naik transportasi publik sehingga masyarakat tidak beralih ke kendaraan pribadi.

Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), Yoga Adiwinarto, mengatakan bahwa masa PSBB Transisi adalah masa yang krusial untuk dapat mengendalikan Covid-19, dan mobilitas angkutan massal tentu menjadi kunci.

Hal ini disampaikan Yoga dalam webinar bertajuk Jakarta’s Public Transport: Safe or To Be Avoided?, kerjasama Jakarta Property Institute (JPI) dengan Center for Policy & Public Management Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB Kampus Jakarta pada Rabu, 10 Juni 2020.

“Kesiapan angkutan massal seperti Transjakarta yang mengedepankan protokol kesehatan menjadi faktor penentu untuk mengembalikan kepercayaan warga untuk menggunakan angkutan umum, namun juga memastikan penyebaran virus lewat angkutan umum tidak terjadi,” katanya.

Yoga juga menambahkan bahwa Transjakarta dengan misinya connecting the life of Jakarta, akan terus menempuh berbagai upaya, termasuk berkoordinasi dengan banyak pihak, untuk memastikan mobilitas warga dapat terus terlayani dan tetap mengutamakan protokol kesehatan.

Direktur Program Jakarta Property Institute (JPI), Mulya Amri, menekankan perlunya kolaborasi antara operator transportasi seperti TransJakarta, pengelola gedung, dan juga pengelola kawasan. Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa mobilitas pekerja yang menggunakan transportasi publik setelah berakhirnya PSBB di masa pandemi bisa dilakukan dengan aman.

“Setiap otoritas tidak bisa bekerja sendiri. Mereka harus bekerja sama, terutama antara operator transportasi dan pengelola kawasan setempat.”

Ia menambahkan bahwa dengan kerjasama ini, penumpukan penumpang di halte bisa diatasi mulai dari keluar gedung.

Saat ini masih sangat sedikit kawasan yang memiliki pengelola sendiri, salah satunya Sudirman Central Business District (SCBD). Ke depan, Mulya mengharapkan lebih banyak kawasan bisnis dan Transit Oriented Development (TOD) yang dikelola secara baik oleh pengelola kawasan yang profesional.

“Building manager hanya mampu mengatur ketika orang keluar-masuk gedung, sedangkan saat orang ke luar gedung menuju halte atau stasiun adalah wewenang pengelola kawasan, atau lebih dikenal dengan sebutan district manager,” katanya.

Yos Sunitiyoso, peneliti bidang pengambilan keputusan pengguna moda transportasi, yang juga Direktur SBM ITB Kampus Jakarta, memperkirakan bahwa akan terjadi perubahan perilaku pengguna moda tranportasi.

“Kekhawatiran terhadap keselamatan transportasi umum massal akan membuat komuter yang mampu membeli atau memiliki akses ke kendaraan pribadi, untuk kembali menggunakannya ” katanya.


Yos mengatakan bahwa sebelum pandemi, pengguna motor pribadi menjadi proporsi terbesar dengan 62,2% dan mobil pribadi 8,6%, sedangkan pengguna transportasi umum massal (KRL, MRT, LRT, Transjakarta dan bus reguler) hanya 14,9% (BPS, 2019).

“Kemampuan operator transportasi umum dalam meyakinkan pengguna bahwa mereka tidak akan terinfeksi di dalam kendaraan umum maupun di halte dan stasiun menjadi sangat penting,” katanya. Selain itu pengguna transportasi massal adalah pengguna pemadu moda, sehingga protokol kesehatan harus juga diterapkan di seluruh moda transportasi umum, dari angkot, bus reguler sampai dengan transportasi daring (ride-hailing).

Hal ini menunjukkan pentingnya operator untuk dapat menyebarkan informasi kepada pengguna dengan baik dan menekan risiko penularan Covid -19. Pendekatan sosial-psikologi dapat digunakan untuk membantu menentukan cara yang tepat untuk mempengaruhi perubahan perilaku pengguna transportasi massal.

Sedangkan, Puspita Dirgahayani, peneliti transportasi perkotaan dari ITB, mengatakan bahwa akan terjadi gap supply dan demand yang lebar setelah PSBB dihapus karena kapasitas transportasi publik dikurangi akibat protokol physical distancing.

“Mayoritas pengguna angkutan umum adalah mereka yang tidak memiliki pilihan moda lain,” kata Puspita yang juga Wakil Dekan Bidang Sumberdaya – Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB.

Ia menambahkan pemerintah harus jeli melihat hal ini karena bila pengguna angkutan umum tidak mendapatkan aksesnya, maka isunya menjadi kemanusiaan dan ketidakadilan.

“Adilkah jika mereka terpaksa membayar lebih untuk melakukan pergerakan, sementara kond isi ekonomi pun memburuk akibat Covid-19?”

Oleh karena itu, Puspita menekankan bahwa pemerintah harus memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan layanan sistem angkutan umum massal di Jabodetabek. Peningkatan layanan sistem angkutan umum tersebut bukan hanya sebagai kebijakan tunggal, tapi juga kebijakan pendukungnya.

“Perlu instrumen-instrumen kebijakan lain yang mendukung, termasuk mengelola pola perjalanan dengan mendistribusikannya secara temporal baik pada skala kota maupun per aktivitas, melanjutkan integrasi kendaraan umum dan kendaraan tidak bermotor (jalan kaki dan sepeda), serta menggulirkan instrumen fiskal untuk mensubsidi angkutan umum,” katanya.

Webinar ini dipandu oleh Agung Wicaksono, dosen SBM ITB Kampus Jakarta dari Center for Policy & Public Management, yang sebelumnya menjabat Direktur Utama TransJakarta.
Agung menyimpulkan bahwa angkutan umum di era kenormalan baru ini bisa menjadi pilihan aman bagi warga jika semua pihak bekerja sama. Kerja sama ini adalah antara operator penyelenggara yang mengatur sisi supply agar kapasitas armada mencukupidengan perusahaan dan pengelola kawasan yang mengatur sisi demand agar tidak menumpuk di satu waktu.

“Namun juga, tentunya warga pengguna angkutan umum perlu berperilaku tertib sesuai protokol dalam skenario new normal sampai vaksin ditemukan. Pemerintah pun harus mendukung kebijakan maupun pendanaan yang berpihak pada angkutan umum massal,” katanya.

***

Contact person:
Corry Elyda
+6281226977668 | corry@jpi.or.id

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
View More

News releases

Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute