Kelas Menengah yang Terlupakan

Desember 18, 2019

Kelas menengah berkontribusi pada pembangunan kota dengan segala aktivitas perekonomian yang mereka lakukan. Sayangnya, mereka masih harus berjuang sendiri untuk mendapatkan pelayanan dasar dari sebuah kota.

Seharusnya, kota bisa menjamin kesejahteraan warganya mulai dari tingkat yang paling sederhana. Tempat tinggal, akses kesehatan, pendidikan, serta lapangan kerja yang layak menjadi modal utama untuk merintis kehidupan dan perekonomian yang lebih baik. Keempat poin ini tercermin dalam variabel kota layak huni berdasarkan Livability.com (sebuah situs urban asal Amerika Serikat). Selain keempat poin tersebut, situs ini juga menyebut beberapa poin lainnya, seperti fasilitas, demografi, modal sosial dan kemasyarakatan, serta transportasi dan infrastruktur.

Poin-poin ini dianggap sebagai unsur pembentuk keberlangsungan kota dan dijadikan parameter untuk menentukan peringkat 100 kota paling layak huni di AS. Masing-masing poin saling berkaitan satu sama lain. Misalnya, tanpa adanya fasilitas yang mumpuni, aktivitas ekonomi yang sehat tidak mungkin tercipta. Sebaliknya, perekonomian yang kuat tentu turut menentukan kemampuan kota untuk berinvestasi pada fasilitas, infrastruktur, pendidikan, serta pelayanan kesehatan bagi warganya.

Menyumbang tapi terabaikan

Sayangnya, hingga hari ini, Ibu Kota ternyata masih susah payah mewujudkan hidup nyaman bagi penghuninya. Terutama, kepada mereka yang tak berkelebihan harta. Nyatanya, Jakarta masih menanggung selisih kekurangan hunian sebesar 1.276.424 unit dari hasil pendataan tahun 2015 silam. Padahal, tempat tinggal merupakan kebutuhan yang amat mendasar. Keterbatasan unsur pembangun kota ini dirasakan oleh semua warga yang menghuninya, termasuk oleh kalangan kelas menengah.

Menurut Bank Pembangunan Asia (ADB, 2010), kelompok kelas menengah adalah kelompok yang memiliki pengeluaran per kapita harian sebesar US$2 – US$20. Jika dikonversikan ke dalam kurs rupiah, maka jumlah pengeluaran minimumnya setara dengan Rp 850.000 per bulan. Merujuk kepada data Badan Pusat Statistik pada Agustus 2019, tercatat ada 88,68% penduduk DKI Jakarta yang termasuk ke dalam golongan ini dan kemudian dapat disebut sebagai kelompok kelas menengah ibu kota.

Kelas menengah dianggap mampu untuk turut menyumbang iuran kesehatan, pajak, dan aneka retribusi ke dalam anggaran pembelanjaan daerah. Seharusnya kemandirian ekonomi ini tak membuat mereka luput dari pelayanan optimal oleh pemerintah. Justru, partisipasi yang dibayarkan oleh kelas menengah ini sedianya bisa memberikan timbal balik berupa fasilitas umum yang layak. Sebut saja jalan yang mulus, ruang terbuka hijau yang bersih dan asri, juga moda transportasi yang andal.

Perekonomian yang kuat menentukan pelayanan kota

Sementara di Jakarta, poin-poin kelayakan huni kota masih mengalami dinamika tersendiri. Pada lini pelayanan kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah hadir untuk meringankan biaya pengobatan sesuai dengan ketentuan. Layanan ini masih berjalan sejak tahun 2014, walau belakangan menuai kontroversi seputar utang yang ditanggungnya. Jaringan transportasi kini sedang mengalami perkembangan pesat dengan adanya integrasi Jak-Lingko dan TransJakarta, juga pengoperasian MRT serta LRT. Perkembangan ini tak terpisahkan dari segala intrik yang turut menyertainya, seperti masalah kemacetan dan penyesuaian jalur di jalan raya.

Jikapun faktor kelayakan huni sudah ditepati, peran pemerintah tak cukup berhenti sampai di situ. Setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi, penghuni kota juga perlu ruang untuk berkreasi dan berekspresi. Ruang publik yang memadai pun masih jadi pekerjaan rumah untuk pemerintah Jakarta. Selayaknya seluruh fasilitas ini dapat ditanggung oleh pemangku kepentingan agar senantiasa terpelihara dan terjangkau oleh siapa saja, termasuk kelas menengah. Sebab, kota yang berfungsi dengan baik tentu merupakan kebutuhan mendasar bagi seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali bagi kelas menengah yang menyumbang tenaga besar dalam menggerakkan roda perekonomian negara. 

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
View More

News releases

Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute