Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City

Juni 19, 2023

Jakarta adalah kota yang sangat dinamis, diverse, dan menawarkan berbagai kesempatan bagi warganya. Untuk menciptakan Jakarta yang berkelanjutan, Pemprov DKI sudah lama fokus bekerja untuk mengubah pola pembangunan Jakarta dari car-oriented menjadi pedestrian-oriented city.

Perubahan dari car-oriented jadi pedestrian-oriented ini tentunya berjalan berbarengan dengan peningkatan fasilitas transportasi massal dan pengembangan kawasan TOD di Jakarta. Dengan peningkatan kualitas fasilitas transportasi dan pedestrian di Jakarta, warga yang tadinya mengandalkan kendaraan pribadi pun mau beralih ke transportasi publik dan berjalan kaki.

Apa pengertian pedestrian-oriented?

Menurut The American Planning Associationpedestrian-oriented design, atau desain berorientasi pedestrian, mengacu pada sifat  lingkungan yang dikembangkan untuk mendorong aktivitas pedestrian serta meningkatkan mobilitasnya.

Lalu, apa contoh upaya pemerintah dalam mengubah Jakarta dari car-oriented jadi pedestrian-oriented city?

Beberapa bentuk upaya pemerintah dalam menerapkan perubahan pola pembangunan Jakarta dari car-oriented jadi pedestrian-oriented, antara lain:

  • pembangunan trotoar yang lebih luas,
  • peningkatan fasilitas penyeberangan pejalan kaki,
  • pengembangan area pedestrian di kawasan TOD dan sekitarnya,
  • pengembangan area pedestrian di pusat-pusat perbelanjaan, dan
  • peningkatan fasilitas pedestrian di berbagai kawasan lain yang terkoneksi transportasi publik. 

Selanjutnya, dikutip dari situs resmi Bappeda Provinsi DKI Jakarta, hingga tahun 2022, jalur pedestrian di Jakarta telah terbangun seluas 1.258.594 meter persegi, lengkap dengan fasilitas pendukung. Pada tahun 2026, pembangunan jalur pedestrian di Jakarta ditargetkan mencapai luas 1.808.594 meter persegi. Pemenuhan target ini akan turut memajukan perubahan Jakarta dari car-oriented menjadi pedestrian-oriented city. 

Apa saja efek perubahan pola pembangunan Jakarta dari car-oriented jadi pedestrian-oriented city yang sudah dapat dirasakan oleh warga? 

Perubahan Jakarta yang perlahan berkembang dari car-oriented menjadi pedestrian-oriented city membuat sejumlah kawasan semakin nyaman bagi pejalan kaki dan semakin mudah ditempuh pengguna transportasi publik. 

Sebagai contoh, revitalisasi TMII telah menjadikan kawasan wisata ini berorientasi pedestrian. Sejak dibuka kembali pada tahun 2022, pengunjung TMII tidak lagi diperbolehkan untuk berkeliling kawasan wisata menggunakan kendaraan pribadi. Seluruh kendaraan pengunjung harus diparkir di gedung elevated parking yang disediakan. 

Lalu, dari area parkir memasuki kawasan wisata dan juga untuk berkeliling dari satu anjungan ke anjungan lain, pengelola TMII menyediakan sejumlah bus listrik gratis. Pengunjung TMII juga diperbolehkan untuk berkeliling dengan menggunakan sepeda pribadi maupun sewaan. 

Selain bus listrik gratis, revitalisasi TMII juga berhasil menyediakan jalan pengunjung yang tertata rapi dan nyaman. Perubahan konsep TMII dari car-oriented menjadi pedestrian-oriented ini tentu memiliki efek yang signifikan yang dinikmati pengunjung.

Selain TMII, Sarinah yang baru dibuka kembali pada bulan Maret 2022 juga merupakan salah satu tujuan populer yang berorientasi pedestrian.

Usai renovasi, gedung Sarinah sekarang menyediakan tiga akses masuk dari jalan raya yang mudah dan nyaman bagi pejalan kaki. Ruang terbuka di luar gedung yang dulunya digunakan sebagai sarana parkir mobil, kini menghadirkan taman dengan nuansa asri dilengkapi tempat duduk di mana pengunjung dapat bersantai. Selain itu, pusat perbelanjaan milik BUMN ini juga menyediakan fasilitas parkir sepeda.

Perubahan pengembangan dari pola car-oriented menjadi pedestrian-oriented di kawasan Sarinah juga tampak jelas dari kondisi fasilitas trotoar yang lebar dan terawat dengan baik.

Di samping itu, masyarakat juga dapat berkunjung ke Sarinah dengan menggunakan fasilitas TransJakarta dengan akses nyaman. Usia revitalisasi, Halte M.H. Thamrin yang tadinya bernama Halte Sarinah, semakin meningkatkan fasilitasnya. Jaraknya dari pintu masuk Sarinah pun kurang dari 300 meter, sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 4 menit saja. 

Mengubah pola pembangunan Jakarta yang telah begitu lama terbentuk sebagai kota berorientasi kendaraan pribadi memang bukan hal yang mudah. Namun, tentu kita semua berharap perubahan pola pembangunan Jakarta dari car-oriented menjadi pedestrian-oriented dapat berjalan dengan konsisten dan semakin merata. 

Siapa tahu, suatu hari nanti, Jakarta bisa menjadi seperti London yang terkenal sebagai salah satu walkable city terbaik di dunia, dengan 6 juta perjalanan berjalan kaki ditempuh setiap hari, termasuk menuju halte, stasiun, dan lainnya. 

We’re on the right track. Here’s to a sustainable Jakarta! 

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
Apa itu SHM (rumah milik)
Apa itu SHM: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan Rumah Milik
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
View More

News releases

Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute