Nama Baru Halte Transjakarta 2024

April 28, 2024

Apakah Anda menggunakan Transjakarta untuk daily commute? Jika iya, kemungkinan besar Anda sudah menyadari adanya perubahan pada nama-nama halte Transjakarta sejak awal tahun 2024 ini. 

Saat ini, kebanyakan pengguna Transjakarta mungkin sudah mengetahui dan hafal nama baru halte Transjakarta pada koridor yang digunakan setiap hari atau halte yang sering dilewati. Namun, bagaimana dengan sekian koridor lainnya? 

Perubahan nama-nama halte Transjakarta ditemukan pada koridor 1 sampai 13. Dan meskipun saat ini mungkin belum relevan bagi Anda untuk mengetahui semua nama baru halte Transjakarta, hal ini akan menjadi relevan saat bepergian menggunakan layanan koridor yang jarang Anda gunakan. Jangan sampai nama halte baru Transjakarta membuat Anda kelewatan halte!

Dilansir dari situs Transjakarta, berikut adalah nama baru halte Transjakarta di masing-masing koridor: 

Nama baru halte Transjakarta Koridor 1

Sebelum menggunakan layanan Koridor 1, perlu Anda ketahui bahwa beberapa nama baru halte Transjakarta pada koridor tersebut meliputi: 

  • Halte Karet Sudirman menjadi Karet,
  • Halte Dukuh Atas 1 menjadi Dukuh Atas,
  • Halte Bank Indonesia menjadi Kebon Sirih,
  • Halte Monas menjadi Monumen Nasional,
  • Halte Olimo menjadi Taman Sari,
  • Halte Kali Besar Barat menjadi Kali Besar, dan
  • Halte Museum Fatahillah menjadi Museum Sejarah Jakarta.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 2

Kemudian, nama-nama halte Transjakarta di Koridor 2 yang berubah adalah sebagai berikut:

  • Halte Pulogadung 1 menjadi Pulo Gadung,
  • Halte ASMI menjadi Perintis Kemerdekaan,
  • Halte Cempaka Timur menjadi Cempaka Mas,
  • Halte RS Islam menjadi Sumur Batu,
  • Halte Cempaka Tengah menjadi Cempaka Baru,
  • Halte Ps. Cempaka Putih menjadi Pasar Cempaka Putih,
  • Halte Senen menjadi Pasar Senen,
  • Halte Atrium menjadi Senen Raya,
  • Halte DEPLU menjadi Pejambon,
  • Halte Gambir 1 menjadi Gambir, dan
  • Halte Monas menjadi Monumen Nasional.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 3

Sementara itu, nama-nama halte Transjakarta di Koridor 3 yang berubah adalah sebagai berikut:

  • Halte Dispenda Samsat Barat menjadi Pulo Nangka,
  • Halte Indosiar menjadi Damai,
  • Halte Grogol 1 menjadi Grogol,
  • Halte RS Sumber Waras menjadi Roxy, dan
  • Halte Monas menjadi Monumen Nasional.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 4

Di Koridor 4, nama baru halte Transjakarta yang perlu diketahui juga cukup banyak, yaitu: 

  • Halte Pulogadung 2 menjadi Pulo Gadung,
  • Halte Ps. Pulogadung menjadi Pasar Pulo Gadung,
  • Halte TU Gas menjadi Pemuda Merdeka,
  • Halte Sunan Giri menjadi Kayu Jati,
  • Halte UNJ menjadi Rawamangun,
  • Halte Pramuka BPKP menjadi Simpang Pramuka,
  • Halte Pramuka LIA menjadi Pramuka Sari,
  • Halte Matraman 2 menjadi Flyover Pramuka, dan
  • Halte Dukuh Atas 2 menjadi Galunggung.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 5

Lalu, sebelum menggunakan layanan Koridor 5, nama baru halte Transjakarta yang perlu Anda ketahui adalah: 

  • Halte Gunung Sahari Mangga Dua menjadi Gunung Sahari,
  • Halte Budi Utomo menjadi Lapangan Banteng,
  • Halte Salemba UI menjadi Salemba,
  • Halte Salemba Carolus menjadi Paseban,
  • Halte Matraman 1 menjadi Matraman,
  • Halte Slamet Riyadi menjadi Kesatrian,
  • Halte Pasar Jatinegara menjadi Bali Mester, dan
  • Halte Jatinegara RS Premier menjadi Jatinegara.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 6

Kemudian, nama-nama halte Transjakarta yang mengalami perubahan di Koridor 6 adalah:

  • Halte Departemen Pertanian menjadi Simpang Ragunan,
  • Halte SMK 57 menjadi Jati Barat,
  • Halte Imigrasi menjadi Warung Buncit,
  • Halte Kuningan Timur menjadi Underpass Kuningan,
  • Halte Departemen Kesehatan menjadi Kuningan,
  • Halte GOR Soemantri menjadi Rasuna Said,
  • Halte Setiabudi Utara menjadi Setiabudi,
  • Halte Latuharhary menjadi Flyover Kuningan, dan
  • Halte Dukuh Atas 2 menjadi Galunggung.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 7

Berikutnya, nama halte baru Transjakarta di Koridor 7 adalah sebagai berikut: 

  • Halte RS Harapan Bunda menjadi Trikora,
  • Halte Ps. Induk Kramat Jati menjadi Pasar Induk,
  • Halte Ps. Kramat Jati menjadi Kramat Jati,
  • Halte PGC 1 menjadi Cililitan,
  • Halte BKN menjadi Cawang Cililitan,
  • Halte Cawang UKI menjadi Cawang Sentral,
  • Halte BNN menjadi Cawang, dan
  • Halte Cawang Otista menjadi Cawang Baru.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 8

Jika berencana menggunakan layanan Koridor 8, berikut adalah daftar nama baru halte Transjakarta yang perlu Anda perhatikan: 

  • Halte Pondok Indah 1 menjadi Underpass Lebak Bulus, 
  • Halte Pondok Indah 2 menjadi Pondok Indah,
  • Halte Tanah Kusir Kodim menjadi Tanah Kusir,
  • Halte Kebayoran Lama Bungur menjadi Bungur,
  • Halte Ps. Kebayoran Lama menjadi Kebayoran,
  • Halte Permata Hijau RS Medika menjadi Arteri,
  • Halte Kedoya Assiddiqiyah menjadi Kedoya Panjang,
  • Halte Kedoya Green Garden menjadi Kedoya,
  • Halte Indosiar menjadi Damai,
  • Halte Grogol 2 menjadi Grogol Reformasi,
  • Halte S Parman Podomoro City menjadi Tanjung Duren,
  • Halte Tomang Mandala menjadi Tomang Raya, dan
  • Halte RS Tarakan menjadi Tarakan.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 9

Selanjutnya, nama-nama halte Transjakarta yang berubah pada Koridor 9 meliputi daftar sebagai berikut:

  • Halte Garuda Taman Mini menjadi Makasar,
  • Halte Cawang UKI menjadi Cawang Sentral;
  • Halte BNN menjadi Cawang,
  • Halte Cawang Ciliwung menjadi Ciliwung,
  • Halte Cikoko St. Cawang menjadi Cikoko,
  • Halte Tebet Eco Park II menjadi Tebet Eco Park,
  • Halte Pancoran Barat menjadi Pancoran,
  • Halte Kuningan Barat menjadi Simpang Kuningan,
  • Halte Gatot Subroto Jamsostek menjadi Denpasar,
  • Halte Gatot Subroto LIPI menjadi Widya Chandra,
  • Halte Senayan JCC menjadi Senayan,
  • Halte Slipi Petamburan menjadi Petamburan,
  • Halte Slipi Kemanggisan menjadi Kemanggisan,
  • Halte RS Harapan Kita menjadi Kota Bambu,
  • Halte S Parman Podomoro City menjadi Tanjung Duren,
  • Halte Grogol 2 menjadi Grogol Reformasi, dan
  • Halte Latumeten St. Grogol menjadi Kali Grogol.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 10

Berikutnya, jika berencana bepergian menggunakan layanan Koridor 10, nama halte baru Transjakarta yang perlu diperhatikan meliputi: 

  • Halte Enggano menjadi Mambo,
  • Halte Permai Koja menjadi Koja,
  • Halte Plumpang Pertamina menjadi Plumpang,
  • Halte Yos Sudarso Kodamar menjadi Kodamar,
  • Halte Cempaka Mas menjadi Simpang Cempaka,
  • Halte Ahmad Yani Beacukai menjadi Pisangan,
  • Halte St. Jatinegara menjadi Flyover Jatinegara,
  • Halte Cipinang Kebon Nanas menjadi Kebon Nanas,
  • Halte Panas Kalimalang menjadi Halim,
  • Halte Cawang Soetoyo menjadi Simpang Cawang,
  • Halte Cawang UKI menjadi Cawang Sentral,
  • Halte BKN menjadi Cawang Cililitan, dan
  • Halte PGC 2 menjadi PGC.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 11

Lalu, di koridor 11, terdapat 6 nama baru, yaitu:

  • Halte Perumnas Klender menjadi Flyover Pondok Kopi,
  • Halte Flyover Radin Inten menjadi Simpang Buaran,
  • Halte Flyover Klender menjadi Klender,
  • Halte Imigrasi Jakarta Timur menjadi Flyover Cipinang,
  • Halte St. Jatinegara 2 menjadi Stasiun Jatinegara, dan
  • Halte Jatinegara RS Premier menjadi Jatinegara.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 12 

Kemudian, sebelum menggunakan layanan Koridor 12, ketahui terlebih dahulu nama baru halte Transjakarta di koridor tersebut, sebagai berikut: 

  • Halte Enggano menjadi Mambo,
  • Halte Permai Koja menjadi Koja,
  • Halte Plumpang Pertamina menjadi Plumpang,
  • Halte SMP 140 menjadi Sunter Utara
  • Halte Kemayoran Landas Pacu Timur menjadi Landasan Pacu,
  • Halte Gunung Sahari Mangga Dua menjadi Gunung Sahari,
  • Halte ITC Mangga Dua menjadi Mangga Dua,
  • Halte Pangeran Jayakarta menjadi Mangga Dua Raya,
  • Halte Kali Besar Barat menjadi Kali Besar,
  • Halte Bandengan Selatan menjadi Bandengan,
  • Halte Landmark Auto Plaza menjadi Pluit Selatan, dan
  • Halte Museum Fatahillah menjadi Museum Sejarah Jakarta.

Nama baru halte Transjakarta Koridor 13

Pada Koridor 13 hanya terdapat 3 nama halte baru, yaitu:

  • Halte Tendean menjadi Tegal Mampang,
  • Halte Tirtayasa menjadi Pasar Santa, dan
  • Halte Adam Malik menjadi Petukangan Utara.

Nah, demikian perubahan nama-nama halte Transjakarta yang sudah berlaku sejak bulan Januari 2024. Kalau dirasa perlu, silakan simpan artikel ini untuk contekan saat bepergian dengan menggunakan Transjakarta, ya! 

|

Publications

Konversi bangunan kantor menjadi hunian: komparasi mekanisme beberapa negara
Reformasi Pasar Reformasi Kota
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Bermula Dari Perizinan
Esai foto - Penyintas Jakarta
Usulan Perbaikan Perizinan Gedung di Jakarta
Glosarium
Potensi Pemenuhan Kebutuhan Hunian Kelas Menengah melalui Co-residence

Blog/opinion

Jakarta sebagai Kota Global
Solusi Kemacetan di Jakarta: Integrasi BRT, LRT, dan MRT
Cara Naik KRL ke Lebak Bulus dari Berbagai Arah di Jabodetabek
Housing Career di Jakarta: Definisi dan Faktor Penghambatnya
Memahami Pengertian serta Pro dan Kontra Skema KPR 35 Tahun
Nama Baru Halte Transjakarta 2024
Hunian Vertikal: Kelebihan Tinggal di Hunian Vertikal
Taman Kota Jakarta: Akses dan Cara Menuju ke Taman Kota Terpopuler Jakarta
Tempat Weekend di Jakarta: Menengok Kembali Survei JPI 2021
Taman untuk Piknik di Jakarta: Mengintip Wajah Baru TMII dan TIM
Bagaimana Agar Pekerja Jakarta Tinggal di Jakarta?
Memahami Perbedaan Kota Padat (Dense) dan Sumpek (Overcrowded): Jakarta Termasuk yang Mana?
Halte Transjakarta Bundaran HI: Tips Berfoto di Spot Favorit Jakarta
Mixed-Use Building: Memahami Manfaat Konsep Mixed-Use dalam Pembangunan Jakarta
Perubahan Pola Pembangunan Jakarta dari Car-Oriented Menjadi Pedestrian-Oriented City
Transportasi Publik di Jakarta dan Pengembangan Konsep Pedestrian 2023
Cara ke TMII dengan KRL Commuterline dan TransJakarta
Integrasi Transportasi Jakarta dan Keuntungannya bagi Warga
RDTR 2022 dan Aturan Penghuni Rumah Susun
Contoh Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta Pengertian dan Kegunaannya
Rencana Detail Tata Ruang: Mengubah Jakarta dengan Mengubah Intensitas Bangunan
Pengertian dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta Pengadaannya di Jakarta
Mengatasi Kekurangan RTH di Jakarta dengan Konsolidasi Area Hijau Privat
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Faktor Penting untuk Mengatasi Darurat Hunian di Jakarta
Pendekatan Pasar untuk Percepat Pelaksanaan Kewajiban Pembangunan Rumah Susun
Menata Senopati, Paduan Kawasan Cagar Budaya dan Pusat Kuliner Semarak
Penyediaan Hunian di Jakarta Butuh Kebijakan Holistik
Tak Hanya Konstruksi, Kebijakan Finansial Krusial bagi Penyediaan Hunian Milik
Empat Hal yang Harus Dipertimbangkan Jakarta Soal Kebijakan Perumahan
Pembangunan Hunian Mixed-Use, Potensi Baru untuk Kota
5 Kebijakan Penyediaan Hunian di Singapura yang Bisa Menjadi Inspirasi bagi Jakarta
Kepadatan atau Overcrowding, Mana yang Harus Dihindari?
Kota Tidak Akan Mati karena COVID-19, Ini Alasannya
Pemecahan Masalah Kolaboratif untuk Mempercepat Izin Konstruksi
Kenapa Jakarta Kekurangan Taman Publik? | Frequently Asked Questions
Konsolidasi Tanah | Frequently Asked Questions
Menyelamatkan Pekerja di Industri Perhotelan yang Rentan Terkena PHK
Hunian di Jakarta - Frequently Asked Questions (Video)
Ini Enaknya Tinggal di Apartemen
Terobosan Tata Ruang Kunci Bangkitnya Ekonomi, Terpenuhinya Hunian
Mewujudkan Apartemen Bersubsidi Melalui Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Penangguhan PBB: Sumber Kehidupan Pekerja Ritel, Hotel, dan Restoran
Urgensi Perpanjangan Masa HGB
Interview with Noerzaman, Architect of JPO GBK (Video)
Cara Membuat Jalan Kaki di Jakarta Lebih Fun (Video)
Penyebab Hunian di Jakarta Mahal
Sektor Properti dan Dampaknya bagi Perekonomian
Pengertian Transit Oriented Development (TOD) dan Penerapannya di Jakarta
Masalah Parkir di Jakarta | Frequently Asked Questions
Apa Itu Kewajiban Pengembang? | Frequently Asked Questions
Mungkinkah Kita Tinggal di Tengah Jakarta? | Frequently Asked Questions
Mengawal Keberlanjutan MRT Jakarta
Nasib Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19 Ada di Tangan Kita
6 Temuan Penting dari Survei Hunian bagi Milenial
Ketergantungan Ojol, Solusi atau Masalah?
Mengembangkan Bangunan Sehat di Jakarta, Selangkah demi Selangkah
Kelas Menengah yang Terlupakan
Terlalu Padat, Alasan untuk Tidak Bertindak!
Rumah Tapak Sudah Tak Ideal Lagi
Rusun di Atas Pasar, Potensi Baru untuk Kota
Jakarta yang Lebih Kompetitif (Video)
Suka Duka Tinggal Dekat dengan Tempat Kerja di Jakarta
Lahan BUMD, Alternatif yang Atasi Darurat Hunian
Dekat, Nyaman, Murah di Jakarta.... Jangan Harap!
Perangi Macet Lewat Hunian Padat (Video)
Yuk Kita Bangun Jakarta ke Atas (Video)
5 Manfaat Bertransformasi jadi Compact City
Demi Hunian Terjangkau & Ruang Hijau, Jakarta Harus Membangun ke Atas!
Ingin Sudirman-Thamrin Lebih Lancar? Mari Kita Ubah Kebijakan Parkirnya (Video)
Sudahkah Infrastruktur Transportasi Jakarta Berpihak pada Kaum Wanita?
Bisakah MRT Jakarta Lebih Unggul dari Singapura?
Mensiasati MRT Minim Subsidi
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Menaikkan Peringkat Kemudahan Berbisnis dengan Perbaikan RDTR
Inovasi Pengadaan Ruang Publik sebagai Bentuk Investigasi Desain
Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Kolaboratif
9 Hal Penting Mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Kontribusi Swasta dalam Membangun Pedestrian Jakarta
Kendala Pengembang dalam Mengurus SLF
Sertifikat Laik Fungsi: Untuk Siapa?
Perlunya Revisi Peraturan Keselamatan Bangunan terhadap Bahaya Kebakaran
Swasta Bantu Pemprov DKI Jakarta Atasi Backlog Perumahan
Kegiatan Usaha Dihentikan: Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Bantuan
Konsolidasi Tanah Solusi Housing-for-All di Jakarta
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta serta Solusinya 
Apa itu SHM (rumah milik)
Apa itu SHM: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan Rumah Milik
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
Beli atau Sewa Rumah: Kelebihan dan Kekurangan Rumah Sewa
View More

News releases

Minatkah Milenial Terhadap Hunian Vertikal?
DKI Siapkan Regulasi Pemanfaatan Ruang untuk Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Cara Mengurangi Kemacetan di Jakarta, Pemerintah Bisa Terapkan Solusinya
Manfaat, Syarat, dan Cara Mengajukan KPR Bersubsidi FLPP
Sektor Properti Bersiap Hadapi The New Normal Setelah Pandemi Covid-19
Pulihkan Ekonomi, DKI Jakarta Percepat Perizinan Gedung Menjadi 57 Hari dari 360 Hari
RPTRA Borobudur
DKI Jakarta Visited CLC in Singapore
Diskusi JPI: Proses Perancangan dan Benturan Peraturan Jadi Kendala Utama
Centre for Liveable Cities Singapura Berikan Pelatihan untuk BPTSP DKI Jakarta
JPI Dorong Pemerintah Benahi Aturan Izin Mendirikan Bangunan
Carlo Ratti: Inovasi dan Teknologi untuk Menjawab Tantangan Perkotaan
Belum Ada Inovasi Perizinan, DKI Jakarta Turun ke Peringkat Empat Kemudahan Berbisnis di Indonesia
JPI Inisiasi Lari "Ciliwung Punya Kita"
JPI Bantu Fasilitasi Penyusunan Rapergub Prasarana Minimal Jakarta Demi Jakarta yang Berkelanjutan
Jakarta Vertikal, Jakarta Terjangkau
Skema Pembangunan yang Berpihak pada Warga
Mewujudkan Hunian Terjangkau di Tengah Kota
Kombinasi Kantor dan Rumah, Pilihan Tempat Bekerja Setelah Pandemi
Kerja Sama: Kunci Keselamatan Transportasi Publik di Masa New Normal
Masalah Hunian pada Kelas Menengah di Jakarta Serta Solusinya
Rusunawa: Melihat Lebih Dekat Opsi Rumah Layak Huni Terjangkau di Jakarta
MRT Jakarta Kembangkan Kawasan TOD, Berikut Lokasinya
Masa Berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) Serta Cara dan Syarat Perpanjangannya
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Memahami Pengertian, Syarat, dan Manfaat IMB
JPI Gandeng Asosiasi Profesi Susun Policy brief Penataan Kota
Kondisi Terkini Penyediaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta
Potensi Penyediaan Hunian di Jakarta Melalui Co-residence
View More
Copyright © Jakarta Property Institute